Sebagai Mahluk Sosial Dalam Diri Setiap Orang Tertanam Gosip

Oleh FDT, 25 Okt 2019
Sebagai Mahluk Sosial Dalam Diri Setiap Orang Tertanam Gosip - Beberapa kelompok masyarakat menganggap bergosip itu demikian jelek sehingga perlu dilarang. Terlepas dari sulitnya melarang perilaku bergosip, apakah gosip benar-benar seburuk itu? Sebenarnya dalam bentuk dasar, gosip adalah suatu strategi individu dalam meningkatkan reputasi dan kepentingan pribadi dengan mengorbankan orang lain. Seringkali bahwa gosip bisa digunakan secara kejam untuk kepentingan yang egois.

Tidak bisa dipungkiri, siapakan yang mampu menyimpan sendiri cerita-cerita menarik yang berhubungan dengan kenalan mereka? Dan pastinya, kita pernah mengalami betapa sulitnya menyimpan rahasia terkait berita yang heboh tentang seseorang. Terkadang gosip dinilai jelek, padahal gosip berperan penting dalam dunia sosial. Sisi buruk gosip menutupi sisi baik fungsi sosialnya. Pada kenyataannya, bergosip dapat dilihat bukan dari kekurangan tetapi sebagai keahlian sosial tingkat tinggi. Orang yang tidak bisa bergosip biasanya sulit mempertahankan hubungan dan sering merasa dikucilkan.

Sebagai mahluk sosial, dalam diri kita tertanam gosip. Suka atau tidak suka, kita adalah mahluk yang suka ingin tahu urusan olang lain. Psikolog evolusi meyakini bahwa keingin tahuan kita terhadap kehidupan orang lain adalah produk sampingan ora era prasejarah.

Pada masa kini, penggosip yang baik adalah orang yang berpengaruh dan populer dalam kelompoknya. Berbagi rahasia merupakan salah satu cara untuk menjalin ikatan dengan orang lain, dan berbagi gosip dengan orang lain menunjukkan kepercayaan yang mendalam. Kita dapat memberikan sinyal ke orang lain bahwa kita percaya dia tidak akan menggunakan informasi sensitif yang merugikan kita.

Oleh sebab itu, orang yang pandai bergosip akan memiliki hubungan baik dengan jaringan orang yang besar. Pada saat yang sama, mereka diam-diam mengetahui apa yang terjadi didalam kelompok. Disisi orang lain katakanlah, orang yang tidak terlibat dalam jaringan gosip di kantor sama saja posisinya dengan orang luar atau orang yang tidak dipercaya dan tidak diterima dalam kelompok.

Apabila seseorang menunjukkan diri sebagai orang yang bersikap benar yang menolak terlibat gosip akan berujung pada pengucilan sosial. Menurut penelitian bahwa berbagi gosip yang tidak sensitif di tempat kerja dapat menguatkan kelompok dan suasana hati. Gosip juga membantu orang baru berbaur ke dalam kelompok karena memperjelas norma dan nilai yang dianut kelompok itu. Dengan kata lain, mendengarkan penilaian yang dibuat orang terhadap perilaku orang lain yang membantu anggota kelompok baru memahami apa yang diterima dan apa yang tidak dapat diterima di kelompok itu.

Takut digosipkan membuat kita teratur, karena tahu orang lain mungkin akan membicarakan kita, kita akan terdorong untuk menjaga diri. Dalam kelompok teman atau rekan kerja, ancaman menjadi sasaran gosip adalah sesuatu yang positif, mencegah orang luar atau orang curang untuk tidak berkontribusi atau memanfaatkan orang lain.

Gosip mengenai seseorang biasanya hanya menarik kalau kita kenal orang itu. Tetapi beberapa gosip akan tetap menarik tidak peduli siapa orangnya. Gosip ini soal situasi hidup mati atau keberhasilan luar biasa. Kita tertarik mendengarnya karena kita bisa belajar sesuatu untuk digunakan dalam hidup kita sendiri.  Sukses bergosip menandakan kemampuan menjadi anggota tim yang baik dan berbagi informasi penting tentang orang lain serta tidak terlihat menguntungkan diri sendiri. Bergosip berarti mengetahui kapan waktu yang tepat untuk bicara dan kapan sebaiknya diam saja.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © SatuSisi.com
All rights reserved